Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk
dari gas hidrogen dan helium.[1] Matahari termasuk bintang berwarna putih yang
berperan sebagai pusat tata surya.[2][3][4] Seluruh komponen tata
surya termasuk 8 planet dan satelit
masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid,komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi Matahari. [5] Di samping sebagai
pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumberenergi untuk kehidupan yang
berkelanjutan.[6] Panas Matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis.[6] Tanpa Matahari, tidak
akan ada kehidupan di Bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat
berlangsung.[6]
Nicolaus Copernicus adalah orang pertama
yang mengemukakan teori bahwa Matahari adalah pusat peredaran tata surya pada
abad 16.[7] Teori ini kemudian
dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa
lainnya.[7] Teori yang kemudian
dikenal dengan namaheliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat
tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemeus dan telah bertahan
sejak abad ke dua sebelum masehi.[8] Konsep fusi nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmanyan
Chandrasekhar dan Hans Bethe pada tahun 1930 akhirnya dapat
menjelaskan apa itu Matahari secara tepat.[7]
Karakteristik umum Matahari
Matahari berbentuk bola yang berpijar dengan
senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen (74%) dan helium (25%) terionisasi.[4] [9][5]Senyawa penyusun
lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium.[10] Cahaya Matahari
berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.[11]
Berdasarkan penghitungan menggunakan Hukum Newton dengan melibatkan
nilai kecepatan orbit Bumi, jarak Matahari, dan gaya gravitasi, diperoleh massa
Matahari sebesar 1,989x1030 kilogram.[12][9] Angka tersebut sama
dengan 333.000 kali massa Bumi. [9]Sementara itu,
diameter Matahari adalah 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109
kali diameter Bumi.[5] Sebagai perbandingan,
sebanyak 1,3 juta planet seukuran Bumi dapat masuk ke dalam Matahari.[5] Oleh karena itu,
Matahari menjadi obyek terbesar di tata surya dengan massa mencapai 99,85% dari
total massa tata surya.[13]
Matahari merupakan bintang yang paling dekat
dengan Bumi, yaitu berjarak rata-rata 149.600.000 kilometer (92,96 juta mil).[4][14] Jarak Matahari ke Bumi
ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan
(untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 150 juta km. [4][13]
Berdasarkan penghitungan dengan metode
analisis radioaktif, diketahui bahwa
batuan bulan, meteorit dan batuan Bumi tertua
yang pernah ditemukan berusia sekitar 4,6 miliar tahun.[15]Sementara itu, sampel
batuan Matahari belum pernah didapatkan sehingga penghitungan dilakukan secara matematika menggunakan model
interior Matahari.[16] Berdasarkan hasil
penghitungan matematika adalah Matahari diperkirakan berusia 5 ± 1,5 miliar
tahun.[16] Namun, oleh karena
tata surya diketahui terbentuk sebagai satu kesatuan dalam waktu yang
berdekatan maka kini secara umum Matahari dianggap berusia 4,6 miliar tahun.[15][16] Matahari tergolong
bintang tipe G V, dengan ciri memiliki suhu permukaan sekitar 6.000 K dan
umumnya bertahan selama 10 miliar tahun.[11] Matahari diperkirakan
berusia sekitar 7 miliar tahun lagi, sebelum hidrogen di intinya habis.[5] Bila hal tersebut
terjadi, Matahari akan berekspansi menjadi bintang raksasa berwarna merah yang
dingin dan 'memakan' planet-planet kecil di sekitarnya (mungkin termasuk Bumi)
sebelum akhirnya kembali menjadi bintang kerdil berwarna putih kembali.[5]
Gaya gravitasi di Matahari sebanding dengan
28 kali gravitasi di Bumi.[17] Secara teori hal
tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila
berjalan di permukaan Matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg.[17] Gravitasi Matahari
memungkinkannya menarik semua komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu
bentuk bola sempurna.[17] Gravitasi Matahari jugalah
yang menahan planet-planet yang mengelilinginya tetap berada pada orbit
masing-masing.[17] Pengaruh dari
gravitasi Matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun cahaya.[17]
Radiasi Matahari, lebih
dikenal sebagai cahaya Matahari, adalah campuran gelombang elektromagnetik yang
terdiri dari gelombang inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet.[18] Semua gelombang
elektromagnetik ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 108 m/s.[18] Oleh karena itu
radiasi atau cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke Bumi.[18] Matahari juga
menghasilkan sinar gamma, namun frekuensinya
semakin kecil seiring dengan jaraknya meninggalkan inti.[18]
Struktur Matahari
Matahari memiliki enam lapisan yang
masing-masing memiliki karakteristik tertentu.[4] Keenam lapisan tersebut
meliputi inti Matahari, zona radiatif, dan zona konvektif yang membentuk
lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah
terluar dari Matahari.[4]
Inti Matahari
Inti adalah area terdalam dari Matahari yang
memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit).[4][19] Berdasarkan
perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat
ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari.[20] Kepadatannya adalah
sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya
memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron.[19][20] Neutron yang tidak
bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang lebih luar.[19] Sementara itu, energi
panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan
bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga
disebut termonuklir).[4][19] Inti Matahari adalah
tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen.[20] Energi hasil reaksi
termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat
besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dancahaya yang diterima di Bumi.[4][19][21] Energi tersebut dibawa
keluar dari Matahari melalui radiasi.[4]
Zona radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi
inti Matahari.[22] Energi dari inti dalam
bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari
yang lebih luar.[22] Kepadatan zona
radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari
bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius.[23] Suhu dan densitas zona
radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi
nuklir.[23]
Zona konvektif
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu
mulai menurun.[4] Suhu zona konvektif
adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit).[4] Setelah keluar dari
zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju
lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah.[24] Penurunan suhu
tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan
secara radiasi menjadi kurang efisien lagi.[21] Energi dari inti
Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif.[4] Saat berada di zona
konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang
beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus
bersirkulasi.[21] Atom-atom bersuhu
tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai
lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom
tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas
yang kemudian kembali naik lagi.[24] Peristiwa ini terus
berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer
energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci.[24] Oleh sebab itu, zona
konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone).[24] Materi energi akan
mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.[24]
Fotosfer
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi
wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar
5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit).[4] Sebagian besar radiasi
Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. [4]Energi tersebut
diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan
Matahari. [4]
Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer.[4] Warna dari kromosfer
biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang
dihasilkan fotosfer.[4] Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer,
bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling
Matahari.[4][21] Warna merah tersebut
disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.[21]
Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari
Matahari.[21] Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena
cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam.[21] Saat gerhana total
terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling
Matahari.[4] Lapisan korona
memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2
juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta
derajat Fahrenheit.[21]
Pergerakan Matahari
Matahari mempunyai dua macam pergerakan,
yaitu sebagai berikut :
§ Matahari berotasi pada sumbunya dengan
selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran.[25] Gerakan rotasi ini
pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi bintik
Matahari.[25] Sumbu rotasi Matahari
miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit Bumi sehingga kutub utara Matahari akan
lebih terlihat di bulan September sementara kutub
selatan Matahari lebih terlihat di bulan Maret.[25] Matahari bukanlah bola
padat, melainkan bola gas, sehingga Matahari tidak berotasi dengan kecepatan
yang seragam.[25] Ahli astronomi
mengemukakan bahwa rotasi bagian interior Matahari tidak sama dengan bagian
permukaannya.[26] Bagian inti dan zona
radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga
berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda.[26] Bagian ekuatorial
(tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya
berotasi selama sekitar 31 hari.[25][27] Sumber perbedaan waktu
rotasi Matahari tersebut masih diteliti.[25]
§ Matahari dan
keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti.[27] Matahari terletak
sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi
Bimasakti.[27] Kecepatan rata-rata
pergerakan ini adalah 828.000 km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan
waktu 230 juta tahun untuk mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.[27]
Jarak Matahari ke bintang terdekat
Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari
adalah Alpha Centauri.[28] Bintang yang dalam
kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, sebuah bintang
berwarna merah redup yang terdapat
dalam rasi bintang Centaurus.[28] Jarak Matahari ke
Proxima Centauri adalah sejauh 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu
unit astronomi), kurang lebih 270 ribu kali jarak matahai ke Bumi.[28] Para ahli astronomi
mengetahui bahwa benda-benda angkasa senantiasa bergerak dalam orbit masing-masing.[29] Oleh karena itu,
perhitungan jarak dilakukan berdasarkan pada perubahan posisi suatu bintang
dalam kurun waktu tertentu dengan berpatokan pada posisinya terhadap bintang-bintang
sekitar.[29] Metode pengukuran ini
disebut parallaks (parallax).[29]
Ciri khas Matahari
Berikut ini adalah beberapa ciri khas yang
dimiliki oleh Matahari:
[Prominensa (lidah api Matahari)
Prominensa adalah salah satu ciri khas
Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan
terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran).[30][31]Prominensa disebut
juga sebagai filamen Matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila
dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan
Matahari itu sendiri.[30] Prominensa hanya dapat
dilihat dari Bumi dengan bantuan teleskop dan filter.[30] Prominensa terbesar
yang pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) diestimasi
berukuran panjang 350 ribu km.[30]
Sama seperti korona, prominensa terbentuk
dari plasma namun memiliki suhu
yang lebih dingin.[30] Prominensa berisi
materi dengan massa mencapai 100 miliar kg.[30] Prominensa terjadi di
lapisan fotosfer Matahari dan bergerak keluar menuju korona Matahari.[30] Plasma prominensa
bergerak di sepanjang medan magnet Matahari.[32] Erupsi dapat terjadi ketika
struktur prominesa menjadi tidak stabil sehingga akan pecah dan mengeluarkan
plasmanya.[32] Ketika terjadi erupsi,
material yang dikeluarkan menjadi bagian dari struktur magnetik yang sangat
besar disebut semburan massa korona (coronnal mass ejection/ CME).[30][32] Pergerakan semburan
korona tersebut terjadi pada kecepatan yang sangat tinggi, yaitu antara 20 ribu
m/s hingga 3,2 juta km/s.[30] Pergerakan tersebut
juga menyebabkan peningkatan suhu hingga puluhan juta derajat dalam waktu
singkat.[30] Bila erupsi semburan
massa korona mengarah ke Bumi, akan terjadi interaksi dengan medan magnet Bumi
dan mengakibatkan terjadinya badai geomagnetik yang berpotensi
mengganggu jaringan komunikasi dan listrik.[32]
Suatu prominensa yang stabil dapat bertahan
di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus membesar setiap
hari.[32] Para ahli masih terus
meneliti bagaimana dan mengapa prominensa dapat terjadi.[32]
Bintik Matahari
Bintik Matahari adalaah granula-granula
cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak
terhitung.[33] Bintik Matahari
tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus bagian fotosfer.[34] Ukuran bintik Matahari
dapat lebih besar daripada Bumi.[31] Bintik Matahari
memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra.[33] Warna bintik Matahari
terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer.[33] Suhu di daerah umbra
adalah sekitar 2.200 °C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500 °C.[33]Oleh karena emisi
cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik Matahari umbra hanya
mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan Matahari pada ukuran
yang sama.[33]
Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari
partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang
bergerak ke seluruh tata surya.[35] Partikel-partikel
tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan
gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara
sempurna.[35] Kecepatan angin surya
terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang
mencapai lebih dari 500 km/s.[36] Kecepatan ini juga
bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari Matahari.[36] Angin Matahari yang
umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di
atmosfer Matahari.[36]
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat
dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang
merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel
menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi Matahari akibat
hembusan angin surya.[35] Angin Matahari dapat
membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang
melindungi dari radiasi.[35] Pada kenyataannya,
ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan
angin surya yang melintas.[35]
Badai Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan
seketika energi magnetik yang terbentuk di atmosfer Matahari.[37] Plasma Matahari yang
meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya
berakselerasi mendekati kecepatan cahaya.[38] Total energi yang
dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton.[37] Jumlah dan kekuatan
badai Matahari bervariasi.[38] Ketika Matahari aktif
dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari
seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona.[38] Badai Matahari
memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang
alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi.[38][39] Badai Matahari yang
pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September
1859.[37] Dua peneliti, Richard
C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang mengobservasi bintik Matahari
melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai Matahari yang terlihat
sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari.[37] Kejadian ini disebut
Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik
antara Amerika dan Eropa.[39]
Eksplorasi Matahari
Pesawat ulang-alik yang pertama kali
berhasil masuk ke orbit Matahari adalah Pioneer 4.[40] Pioneer 4, yang
diluncurkan tanggal 3 Maret 1959 olehAmerika Serikat, menjadi pionir dalam
sejarah eksplorasi Matahari.[40][41] Keberhasilan tersebut
diikuti oleh peluncuran Pioneer 5 - Pioneer 9 selama 1959-1968 yang memang
bertujuan untuk mempelajari tentang Matahari.[41] Pada 26 Mei 1973, stasiun luar angkasa Amerikas Serikat
bernama Skylab diluncurkan dengan membawa 3 awak.[41] Skylab membawa Apollo
Telescope Mount (ATM) yang digunakan untuk mengambil lebih dari 150.000 gambar
Matahari.[41]
Pesawat ulang-alik lainnya, Helios I berhasil
mengorbit hingga mencapai jarak 47 juta km dari Matahari (memasuki orbit
Merkuri).[41][42]Helios I terus
berputar untuk memastikan seluruh bagian pesawat mendapat jumlah panas yang
sama dari Matahari.[42] Helios I bertugas
mengumpulkan data-data mengenai Matahari.[42] Pesawat ulang-alik
hasil kerjasama Amerika Serikat dan Jerman ini beroperasi sejak
10 Desember 1974 hingga akhir 1982.[41][42]Helios II diluncurkan
pada 16 Januari 1976 dan berhasil mencapai jarak 43 juta km dari Matahari.[41] Misi Helios II selesai
pada April 1976 namun dibiarkan tetap berada di orbit.[42]
Solar Maximum Mission didesain untuk
melakukan observasi aktivitas Matahari terutama bintik dan api Matahari saat
Matahari berada pada periode aktivitas maksimum.[41][42] SMM diluncurkan oleh
Amerika Serikat pada 14 Februari 1980.[41] Selama perjalanannya,
SMM pernah mengalami kerusakan namun berhasil diperbaiki oleh awak pesawat
ulang alik Challenger.[42] SMM terus berada di
orbit Bumi selama melakukan observasi.[41][42] SMM mengumpulkan data
hingga 24 November 1989 dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 2
Desember 1989.[41][42]
Pesawat ulang alik Ulysses adalah hasil
proyek internasional untuk mempelajari kutub-kutub Matahari, diluncurkan pada 6
Oktober 1990.[41] Sedangkan Yohkoh
adalah pesawat ulang alik yang diluncurkan untuk mempelajari radiasi energi
tinggi dari Matahari.[41] Yohkoh merupakan hasil
kerjasama Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang diluncurkan pada 31 Agustus
1991.[41]
Misi eksplorasi Matahari yang paling terkenal
adalah Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) yang dikembangkan oleh Badan
Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama dengan Agensi Luar Angkasa Eropa
(ESA) dan diluncurkan pada 12 Desember 1995.[43] SOHO bertugas
mengumpulkan data struktur internal, proses fisik yang terjadi, serta
pengambilan gambar dan diagnosis spektroskopis Matahari.[41] SOHO ditempatkan pada
jarak 1,5 juta km dari Bumi dan masih beroperasi hingga sekarang.[41]
Misi eksplorasi terbaru dari NASA adalah
pesawat ulang alik kembar bernama STEREO yang diluncurkan pada 26 Oktober 2006.[43][42] STEREO bertugas untuk
menganalisis dan mengambil gambar Matahari dalam bentuk 3 dimensi.[42] Solar Dynamics
Observatory Mission adalah misi eksplorasi NASA yang sedang dalam pengembangan
dan telah dipublikasikan pada April 2008.[42]Solar Dynamics
Observatory Mission diperkirakan akan mengorbit untuk mempelajari dinamika
Matahari yang meliputi aktivitas Matahari, evolusi atmosfer Matahari, dan
pengaruh radiasi Matahari terhadap planet-planet lain.[42]
Matahari sebagai simbol kepercayaan dan
kebudayaan
Matahari telah menjadi simbol penting di
banyak kebudayaan sepanjang peradaban manusia.[44] Dalam mitologi
dimiliki oleh berbagai bangsa di dunia, Matahari memiliki peranan yang sangat
penting di dalam kehidupan masyarakatnya.[44] Matahari dikenal
dengan nama yang berbeda-beda pada tiap kebudayaan dan seringkali disembah
sebagai dewa.[4][44]
Peran Matahari di berbagai
kebudayaan dan kepercayaan
§ Ra (atau Re) adalah
dipuja sebagai Dewa Matahari sekaligus pencipta di kebudayaan Mesir Kuno.[44][45] Pada hieroglif, Matahari digambarkan
sebagai sebuah cakram.[44] Ra menyimbolkan mata
langit sehingga sering digambarkan sebagai cakram yang berada pada kepala burung falkon atau cakram bersayap.[44] Dewa Ra dipercaya
mengendarai kereta perang melintasi langit di siang hari.[46] Dewa Ra juga
digambarkan sebagai penjaga pharaoh atau Raja Mesir.[46] Selain itu, Ra
digambarkan sebagai dewa yang sudah tua dan tinggal di langit untuk mengawasi dunia.[46]
§ Dalam mitologi India,
Matahari disebut dengan nama Surya.[44] Selain sebagai
Matahari itu sendiri, Surya juga dikenal sebagai dewa Matahari.[47] Katasurya berasal dari bahasa Sanskerta sur atau svar yang berakhir
bersinar.[47] Surya digambarkan
sebagai dewa yang memegang keseimbangan di muka Bumi.[47] Penyembahan Matahari
telah dilakukan oleh penganut kepercayaan Hindu selama ribuan tahun.[44] Kini perayaan Matahari
terbit masih dilangsungkan di pinggiran Sungai Gangga yang terletak di kota
tersuci di India, kota Benares.[15] Surya Namaskar atau
penghormatan kepada Matahari adalah sebuah gerakan penting dalam yoga.[44]
§ Helios adalah dewa Matahari
dalam mitologi Yunani.[44] Helios disebut juga
sebagai Sol Invictus di kebudayaan Romawi.[48] Selain itu, Helios
juga merupakan sisi lain dari Apollo.[44] Dikisahkan Helios
adalah dewa yang bermahkotakan halo Matahari dan mengendarai kereta perang
menuju ke angkasa.[49] Helios adalah dewa
yang bertanggung jawab memberikan cahaya ke surga dan Bumi dengan cara menambat
Matahari di kereta yang dikendarainya.[48]
§ Bangsa Inca menyembah dewa
Matahari yang bernama Inti, sebagai dewa tertinggi.[50] Dewa Inti dipercaya
menganugerahkan peradaban Inca kepada anaknya, Manco Capac, yang juga merupakan raja bangsa Inca yang
pertama.[50] Bangsa Inca menyebut
diri mereka sebagai anak-anak Matahari.[50] Setiap tahun mereka
memberikan persembahan hasil panen dalam jumlah besar untuk upacara-upacara
yang berhubungan dengan penyembahan Matahari.[50]
§ Dewa Matahari yang
disembah oleh bangsa Maya adalah Kinich-ahau.[51] Kinich-ahau adalah
pemimpin bagian utara.[51]
§ Suku Aztec menyembah Huitzilopochtli, yang merupakan dewa
perang dan simbol Matahari.[52] Setiap hari
Huitzilopochtli dikisahkan menggunakan sinar Matahari untuk mengusir kegelapan
dari langit, namun setiap malam dewa ini mati dan kegelapan datang kembali.[52] Untuk memberi kekuatan
pada dewa mereka, bangsa Aztec mempersembahkan jantung manusia setiap hari.[15]
§ Shintoisme merupakan agama yang
berinti pada penyembahan Dewi Matahari yang bernama Amaterasu masih terus
bertahan di Jepang.[15] Jepang memiliki
julukan "Negara Matahari Terbit".[15]
Bangunan dan benda yang
berhubungan dengan Matahari
§ Jam Matahari adalah seperangkat
alat yang dipakai sebagai penunjuk waktu berdasarkan bayangan gnomon (batang
atau lempengan penanda)yang berubah-ubah letaknya seiring dengan pergerakan
Bumi terhadap Matahari.[53] Jam Matahari
berkembang di antara kebudayaan kuno Babylonia, Yunan,Mesir, Romawi, Cina, dan Jepang. Jam Matahari tertua yang pernah ditemukan oleh Chaldean
Berosis, yang hidup sekitar 340 SM. Beberapa artefak jam Matahari lain
ditemukan di Tivoli, Italia tahun 1746, di Castel Nuovo
tahun 1751, di Rigano tahun 1751, dan di Pompeii tahun 1762.
§ Stonehenge yang terletak di Wiltshire, Inggris, memiliki pilar batu
terbesar yang disebut Heelstone menandai posisi terbitnya Matahari tanggal 21
Juni (posisi Matahari tepat di utara Bumi).[54]
§ Observatorium kuno
yang dibangun bagi Dewa Ra masih dapat ditemui di Luxor, sebuah kota di dekat Sungai Nil di Mesir.[15] Sedangkan El Karmakadalah kuil yang juga dibangun untuk Dewa Ra
dan terletak di timur laut Luxor.[55] Ratusan obelisk Mesir
yang berfungsi sebagai jam Matahari pada masanya juga dapat ditemukan di Luxor
dan Heliopolis (kota Matahari).[15]
§ Salah satu bangunan
terkenal yang didedikasikan untuk Surya dibangun pada abad ke 13 bernama Surya
Deula (Candi Matahari) yang terletak Konarak, India.[47]
§ Pilar Intihuatana yang terletak di
kawasan Machu Picchu adalah bangun yang
didirikan oleh bangsa Inca.[50] Pada tengah hari
setiap tanggal 21 Maret dan 21 September, posisi Matahari akan berada hampir
tepat di atas pilar sehingga tidak akan ada bayangan pilar sama sekali.[50][56] Pada saat inilah,
masyarakat Inca akan mengadakan upacara di tempat tersebut karena mereka
percaya bahwa Matahari sedang diikat di langit.[50][56] Intihuatana dipakai
untuk menentukan hari di mana terjadi equinox (lama siang hari sama
dengan malam hari) dan periode-periode astronomis lainnya[56]
§ Bangsa Maya terkenal dengan
kalender berisikan 365 hari dan 260 hari yang dibuat berdasarkan pengamatan
astronomis, termasuk terhadap Matahari.[57] Kalendar 365 hari ini
disebut Haab, sedangkan kalender
260 hari disebut Tzolkin.[57]
§ Kalender Aztec dipahat
di atas sebuah baru berbentuk lingkaran. Isinya adalah 365 siklus kalender
berdasarkan Matahari dan 260 siklus ritual.[58] Kalender batu Aztec
ini kini disimpan di National Museum of Anthropology and History di Chapultepec
Park, Mexico City.[58]
§ Matahari juga telah
menjadi obyek yang menarik bagi pelukis dan penulis terkenal dunia.[15] Claude Monet, Joan Miro, Caspar David Friedrich (judul lukisan: Woman in Morning Sun - Wanita dalam
Matahari Pagi , dan Vincent van Gogh (judul lukisan: Another Light, A
Stronger Sun - Cahaya Lain,
Matahari yang Lebih Kuat) adalah beberapa pelukis yang pernah menjadikan
Matahari sebagai objek lukisannya.[15] Sedangkan Ralph Waldo Emerson dan Friedrich Nietzsche adalah penulis dan
filsuf yang pernah membuat cerita, puisi, maupun kata-kata mutiara dengan
subjek Matahari.[15]
Manfaat dan peran Matahari
Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan.[15] Matahari memiliki
banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti:
§ Panas Matahari
memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi.[15] Bumi juga menerima
energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair,
yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan.[15] Selain itu panas
Matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.[15]
§ Cahaya Matahari
dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan
fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan
berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia.[15] Mahluk hidup yang
sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu bara sebagai sumber energi.[15] Hal ini merupakan
peran dari energi Matahari secara tidak langsung [15]
§ Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru
pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan.[59] Pembangkit listrik ini
terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap cahaya Matahari dan
mengkonsentrasikannya ke satu titik.[59] Panas yang ditangkap
kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan dipakai
untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan.[59] Prinsip panel surya
adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar
Matahari.[59] Sel surya sudah banyak
dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel
surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan
untuk mendapatkan listrik dengan gratis.[59]
§ Pergerakan rotasi Bumi
menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan ada yang tidak.[60] Hal inilah yang
menciptakan adanya hari siang dan malam di Bumi.[60] Sedangkan pergerak
Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya musim.[60]
§ Matahari menjadi
penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak
atau berotasi mengelilinya.[1] Keseluruhan sistem
dapat berputar di luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang
sangat besar.[
0 komentar:
Posting Komentar