Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) adalah
grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan
dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang
berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi
diagnostik yang penting.
§ EKG memandu tingkatan
terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut [2]
§ EKG kadang-kadang
berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)[3]
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara
langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya
suatu kontraktilitas.[
Sejarah
Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke
pergelangan tangan pasien yang sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung
pasien selama kuliah untuk DSc-nya (dalam listrik) pada tahun 1872 di St.
Bartholomew's Hospital.[7] Aktivitas ini direkam
secara langsung dan divisualisasikan menggunakan elektrometer kapiler Lippmann
oleh seorang fisiolog Britania bernama John Burdon Sanderson.[8]
Orang pertama yang mengadakan pendekatan
sistematis pada jantung dari sudut pandang listrik adalah Augustus Waller, yang bekerja di St.
Mary's Hospital di Paddington, London.[9] Mesin
elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler
Lippmann yang dipasang ke
sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan foto yang
dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak jantung untuk
direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat karyanya
masih jarang diterapkan secara klinis.
Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota
Semarang, Hindia
Belanda (kini Indonesia) bernama Willem
Einthoven,
yang bekerja di Leiden, Belanda, menggunakangalvanometer senar yang ditemukannya pada
tahun 1901, yang lebih sensitif
daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller.[10]
Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T
ke sejumlah defleksi, dan menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah
gangguan kardiovaskuler. Pada tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan
Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuannya.[11]
Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan
sekarang, sudah banyak kemajuan dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun.
Sebagai contoh, peralatannya telah berkembang dari alat laboratorium yang susah
dipakai ke sistem elektronik padat yang sering termasuk interpretasi
elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.[12]
Kertas perekam EKG
Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di
atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada
itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm². Dengan
kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak
kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada
5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan
sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal "kalibrasi" harus
dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1
cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
Seleksi saring
Monitor EKG modern memiliki banyak penyaring
untuk pemrosesan sinyal. Yang paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik. Dalam mode monitor,
penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai
tinggi karena sinyal di atas
ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz maupun 1 Hz dan penyaring
berfrekuensi tinggi (juga disebut penyaring bernilai
rendahkarena
sinyal di bawah ambang batas bisa lewat) diatur pada 40 Hz. Hal ini membatasi
EKG untuk pemonitoran irama jantung rutin. Penyaring bernilai tinggi membantu
mengurangi garis dasar yang menyimpang dan penyaring bernilai rendah membantu
mengurangi bising saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan saluran
listrik berbeda antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik,
penyaring bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST
yang akurat direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150
Hz. Sebagai akibatnya, tampilan EKG mode monitor banyak tersaring daripada mode
diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit.[13]
[sunting]Sadapan
Kata sadapan memiliki 2 arti pada
elektrokardiografi: bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah elektrode
ke elektrokardiograf, atau (yang lebih umum) ke gabungan elektrode yang
membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik diukur. Lalu,
istilah benda sadap longgar menggunakan arti lama,
sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang
baru. Nyatanya, sebuah elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan
10 kabel/elektrode. Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini.
Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan
menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik
tubuh menggunakan penguat instrumentasi biomedis. Sebuah
sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam
yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.
§ Saat bergerak ke arah
elektrode positif, muka
gelombang depolarisasi (atau
rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang
berhubungan.
§ Saat bergerak dari
elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan
yang berhubungan.
§ Saat bergerak tegak
lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor
listrik) menciptakan kompleksequifasik (atau isoelektrik) di
EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata
vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat
(B).
Ada 2 jenis sadapan—unipolar dan bipolar. EKG lama memiliki
elektrode tak berbeda di tengah segitiga Einthoven (yang bisa diserupakan
dengan ‘netral’ stop kontak dinding) di potensial nol. Arah sadapan-sadapan ini
berasal dari “tengah” jantung yang mengarah ke luar secara radial dan termasuk
sadapan (dada) prekordial dan sadapan ekstremitas—VL, VR, & VF. Sebaliknya,
EKG baru memiliki kedua elektrode itu di beberapa potensial dan arah elektrode
yang berhubungan berasal dari elektrode di potensial yang lebih rendah ke
tinggi, mis., di sadapan ekstremitas I, arahnya dari kiri ke kanan, yang
termasuk sadapan ekstremitas --I, II, dan III.
Catat bahwa skema warna untuk sadapan berbeda
antarnegara.
[sunting]Sadapan
ekstremitas
Sadapan I, II dan III disebut sadapan ekstremitas karena pernah pokoq
elektrokardiogafi benar-benar harus menempatkan tangan dan kaki mereka di ember
air asin untuk mendapatkan sinyal dari galvanometer senarEinthoven. EKG seperti itu
membentuk dasar yang kini dikenal sebagai segitiga Einthoven.[2] Akhirnya, elektrode
ditemukan sehingga dapat ditempatkan secara langsung di kulit pasien. Meskipun
ember air asin sebentar saja diperlukannya, elektrode-elektrode itu masih
ditempatkan di lengan dan kaki pasien untuk mengira-ngirakan sinyal yang
diperoleh dari ember air asin itu. Elektrode-elektrode itu masih menjadi 3
sadapan pertama EKG 12 sadapan modern.
§ Sadapan I adalah dipol dengan elektrode
negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode positif (hitam) di lengan kiri.
§ Sadapan II adalah
dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode positif
(merah) di kaki kiri.
§ Sadapan III adalah
dipol dengan elektrode negatif (hitam) di lengan kiri dan elektrode positif
(merah) di kaki kiri.
[sunting]Sadapan
ekstremitas tambahan
Sadapan aVR, aVL, dan aVF merupakan sadapan ekstremitas
tambahan,
yang diperoleh dari elektrode yang sama sebagai sadapan I, II, dan III. Namun,
ketiga sadapan itu memandang jantung dari sudut (atau vektor) yang berbeda karena
elektrode negatif untuk sadapan itu merupakan modifikasi terminal sentral
Wilson,
yang diperoleh dengan menambahkan sadapan I, II, dan III bersama dan
memasangnya ke terminal negatif mesin EKG. Hal ini membidik elektrode negatif
dan memungkinkan elektrode positif untuk menjadi "elektrode
penjelajah" atau sadapan unipolar. Hal ini mungkin
karena Hukum Einthoven menyatakan bahwa I +
(-II) + III = 0. Persamaan itu juga bisa ditulis I + III = II. Ditulis dengan
cara ini (daripada I + II + III = 0) karena Einthoven membalik polaritas
sadapan II di segitiga Einthoven, mungkin karena ia suka melihat kompleks QRS
tegak lurus. Terminal sentral Wilson meratakan jalan untuk perkembangan sadapan
ekstremitas tambahan aVR, aVL, aVF dan sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5,
dan V6.
§ Sadapan aVR atau
"vektor tambahan kanan" memiliki elektrode positif (putih) di lengan
kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode lengan kiri (hitam) dan
elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal
elektrode positif di lengan kanan.
§ Sadapan aVL atau
"vektor tambahan kiri" mempunyai elektrode positif (hitam) di lengan
kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih) dan
elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal
elektrode positif di lengan kiri.
§ Sadapan aVF atau
"vektor tambahan kaki" mempunyai elektrode positif (merah) di kaki
kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih) dan
elektrode lengan kiri (hitam), yang "menambah" sinyal elektrode
positif di kaki kiri.
Sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, dan
aVF diperkuat dengan cara ini karena sinyal itu terlalu kecil untuk berguna
karena elektrode negatifnya adalah terminal sentral Wilson. Bersama dengan
sadapan I, II, dan III, sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, dan aVF
membentuk dasar sistem
rujukan heksaksial,
yang digunakan untuk menghitung sumbu kelistrikan jantung dibidang frontal.
Sadapan
prekordial
Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6
ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan
itu tak memerlukan augmentasi. Terminal sentral
Wilson digunakan untuk
elektrode negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggapunipolar.
Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di bidang horizontal. Sumbu kelistrikan
jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu Z.
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial
kanan sedangkan V4, V5, dan
V6 disebut sebagai sadapan prekordial
kiri.
Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan
positif di sadapan V6. Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari
negatif ke positif antara sadapan V2 dan V4. Sadapan ekuifasik itu disebut
sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3, peralihan
ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah
sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada
pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara sadapan V1 dan V4. Ini
dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi gelombang R
yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh
sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot jantung, kardiomiopati, dan keadaan
patologis lainnya.
§ Sadapan V3 ditempatkan
di antara sadapan V2 dan V4.
§ Sadapan V5 ditempatkan
secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
§ Sadapan V6 ditempatkan
secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.
Sadapan
dasar
Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau)
terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan modern, yang disebut sebagai sadapan dasar
yang menurut kesepakatan ditempatkan di kaki kiri, meski secara teoretis dapat
ditempatkan di manapun pada tubuh. Dengan EKG 3 sadapan, saat 1 dipol
dipandang, sisanya menjadi sadapan dasar bila tiada.
Gelombang dan interval
Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung
normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1
gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya
terlihat pada 50-75% di EKG. Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal
sebagaigaris isoelektrik. Khasnya, garis isoelektrik diukur sebagai
porsi pelacakan menyusul gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya.
Analisis
irama
Ada beberapa aturan dasar yang dapat diikuti
untuk mengenali irama jantung pasien. Bagaimana denyutannya? Teratur atau
tidak? Adakah gelombang P? Adakah kompleks QRS? Adakah perbandingan 1:1 antara
gelombang P dan kompleks QRS? Konstankah interval PR?
Gelombang
P
Selama depolarisasi atrium normal, vektor
listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan menyebar dari atrium kanan ke atriumkiri. Vektor ini
berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena
aktivitas kelistrikan umum sedang menuju elektrode positif di sadapan-sadapan
itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini sedang berlalu dari
elektrode positif untuk sadapan itu). Sebuah gelombang P harus tegak di sadapan
II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk menandakan irama jantung sebagai Irama Sinus.
§ Bentuk dan durasi
gelombang P dapat menandakan pembesaran atrium.
Interval
PR
Interval PR diukur dari awal gelombang P ke
awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120-200 ms. Pada pencatatan EKG,
ini berhubungan dengan 3-5 kotak kecil.
§ Interval PR yang
pendek dapat menandakan sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan yang menimbulkan pengaktifan
awal ventrikel, seperti yang terlihat di Sindrom
Wolff-Parkinson-White.
§ Morfologi gelombang P
yang bervariasi pada sadapan EKG tunggal dapat menandakan irama pacemaker
ektopik seperti pacemaker yang menyimpang maupun takikardi
atrium multifokus
Kompleks
QRS
Sejumlah kompleks QRS
beserta tatanamanya.
Kompleks QRS adalah struktur EKG yang
berhubungan dengan depolarisasi ventrikel. Karena ventrikel mengandung lebih
banyak massa otot daripada atrium, kompleks QRS lebih besar daripada gelombang
P. Di samping itu, karena sistem His/Purkinjemengkoordinasikan
depolarisasi ventrikel, kompleks QRS cenderung memandang "tegak"
daripada membundar karena pertambahan kecepatan konduksi. Kompleks QRS yang
normal berdurasi 0,06-0.10 s (60-100 ms) yang ditunjukkan dengan 3 kotak kecil
atau kurang, namun setiap ketidaknormalan konduksi bisa lebih panjang, dan
menyebabkan perluasan kompleks QRS.
Tak setiap kompleks QRS memuat gelombang Q,
gelombang R, dan gelombang S. Menurut aturan, setiap kombinasi
gelombang-gelombang itu dapat disebut sebagai kompleks QRS. Namun, penafsiran
sesungguhnya pada EKG yang sulit memerlukan penamaan yang pasti pada sejumlah
gelombang. Beberapa penulis menggunakan huruf kecil dan besar, bergantung pada
ukuran relatif setiap gelombang. Sebagai contoh, sebuah kompleks Rs akan
menunjukkan defleksi positif, sedangkan kompleks rS akan menunjukkan defleksi
negatif. Jika kedua kompleks itu dinamai RS, takkan mungkin untuk menilai
perbedaan ini tanpa melihat EKG yang sesungguhnya.
§ Durasi, amplitudo, dan
morfologi kompleks QRS berguna untuk mendiagnosis aritmia jantung, abnormalitas
konduksi, hipertrofi ventrikel, infark otot jantung, gangguan elektrolit, dan keadaan sakit
lainnya.
§ Gelombang Q bisa
normal (fisiologis) atau patologis. Bila ada, gelombang Q yang normal
menggambarkan depolarisasi septum interventriculare. Atas alasan ini, ini dapat
disebut sebagai gelombang Q septum dan dapat dinilai di sadapan lateral I, aVL,
V5 dan V6.
§ Gelombang Q lebih
besar daripada 1/3 tinggi gelombang R, berdurasi lebih besar daripada 0,04 s
(40 ms), atau di sadapan prekordial kanan dianggap tidak normal, dan mungkin
menggambarkan infark
miokardium.
Animasi
gelombang EKG yang normal.
[sunting]Segmen
ST
Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s (80-120 ms). Segmen ini bermula di titik J(persimpangan antara kompleks
QRS dan segmen ST) dan berakhir di awal gelombang T. Namun, karena biasanya
sulit menentukan dengan pasti di mana segmen ST berakhir dan gelombang T
berawal, hubungan antara segmen ST dan gelombang T harus ditentukan bersama.
Durasi segmen ST yang khas biasanya sekitar 0,08 s (80 ms), yang pada dasarnya
setara dengan tingkatan segmen PR dan TP.
§ Segmen ST normal
sedikit cekung ke atas.
§ Segmen ST yang datar,
sedikit landai, atau menurun dapat menandakan iskemia koroner.
§ Elevasi segmen ST bisa
menandakan infark otot jantung. Elevasi lebih dari 1 mm dan lebih panjang
dari 80 ms menyusul titik J. Tingkat ukuran ini
bisa positif palsu sekitar 15-20% (yang
sedikit lebih tinggi pada wanita daripada pria) dan negatif palsu sebesar 20-30%.[14]
[sunting]Gelombang
T
Gelombang T menggambarkan
repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel. Interval dari awal kompleks QRS ke
puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi
absolut.
Separuh terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi
relatif (atau peride
vulnerabel).
Pada sebagian besar sadapan, gelombang T
positif. Namun, gelombang T negatif normal di sadapan aVR. Sadapan V1 bisa memiliki
gelombang T yang positif, negatif, atau bifase. Di samping itu, tidak umum
untuk mendapatkan gelombang T negatif terisolasi di sadapan III, aVL, atau aVF.
§ Gelombang T terbalik
(atau negatif) bisa menjadi iskemia
koroner, sindrom Wellens, hipertrofi
ventrikel kiri,
atau gangguan SSP.
§ Gelombang T yang
tinggi atau "bertenda" bisa menandakan hiperkalemia. Gelombang T yang
datar dapat menandakan iskemia koroner atau hipokalemia.
§ Penemuan elektrokardiografi
awal atas infark otot jantung akut kadang-kadang gelombang T hiperakut, yang dapat dibedakan
dari hiperkalemia oleh dasar yang luas
dan sedikit asimetri.
§ Saat terjadi abnormalitas
konduksi (mis., blok cabang berkas, irama bolak-balik), gelombang T harus
didefleksikan berlawanan dengan defleksi terminal kompleks QRS, yang dikenal
sebagaikejanggalan gelombang T yang tepat.
Interval
QT
Interval QT diukur dari awal
kompleks QRS ke akhir gelombang T. Interval QT yang normal biasanya sekitar
0,40 s. Interval QT di samping yang terkoreksi penting dalam diagnosis sindrom QT panjang dan sindrom QT pendek. Interval QT beragam
berdasarkan pada denyut jantung, dan sejumlah faktor koreksi telah dikembangkan
untuk mengoreksi interval QT untuk denyut jantung.
Cara yang paling umum digunakan untuk
mengoreksi interval QT untuk denyut pernah dirumuskan oleh Bazett dan
diterbitkan pada tahun 1920.[15] Rumus Bazett adalah , di mana QTc merupakan interval QT
yang dikoreksi untuk denyut, dan RR adalah interval dari bermulanya satu
kompleks QRS ke bermulanya kompleks QRS berikutnya, diukur dalam detik. Namun,
rumus ini cenderung tidak akurat, dan terjadi kelebihan koreksi di denyut
jantung tinggi dan kurang dari koreksi di denyut jantung rendah.
Gelombang
U
Gelombang U tak selalu terlihat. Gelombang
ini khasnya kecil, dan menurut definisi, mengikuti gelombang T. Gelombang U
diperkirakan menggambarkan repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje. Gelombang U yang
menonjol sering terlihat di hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia, tirotoksikosis, atau pemajanan
terhadap digitalis, epinefrin, dan antiaritmia Kelas 1A dan 3,
begitupun di sindrom QT panjang bawaan dan di keadaan
pendarahan intrakranial. Sebuah gelombang U yang terbalik dapat menggambarkan
iskemia otot jantung atau kelebihan muatan volume di ventrikel kiri.[16]
Kumpulan sadapan klinis
Jumlah sadapan EKG ada 12, masing-masing
merekam aktivitas kelistrikan jantung dari sudut yang berbeda, yang juga
berkaitan dengan area-area anatomis yang berbeda dengan tujuan mengidentifikasi
iskemia korner akut atau lesi. 2 sadapan yang melihat ke area anatomis yang
sama di jantung dikatakan bersebelahan (lihat tabel berkode
warna).
§ Sadapan inferior (sadapan II, III dan
aVF) memandang aktivitas listrik dari tempat yang menguntungkan di dinding inferior (atau diafragmatik) ventrikel kiri.
§ Sadapan lateral (I, aVL, V5 dan V6)
melihat aktivitas kelistrikan dari titik yang menguntungkan di dinding lateral ventrikel kiri. Karena elektrode
positif untuk sadapan I dan aVL terletak di bahu kiri, sadapan I dan aVL
kadang-kadang disebut sebagai sadapan lateral atas. Karena ada di dada pasien,
elektode positif untuk sadapan V5 dan V6 disebut sebagai sadapan lateral bawah.
§ Sadapan septum, V1 and V2 memandang aktivitas
kelistrikan dari titik yang menguntungkan di dinding septum anatomi kiri, yang sering
dikelmpkkan bersama dengan sadapan anterior.
§ Sadapan anterior, V3 dan V4 melihat aktivitas
kelistrikan dari tempat yang menguntungkan di anterior ventrikel kiri.
§ Di samping itu, setiap
2 sadapan prekordial yang berdampingan satu sama lain dianggap bersebelahan.
Sebagai contoh, meski V4 itu sadapan anterior dan V5 lateral, 2 sadapan itu
bersebelahan karena berdekatan satu sama lain.
§ Sadapan aVR tak menampakkan
pandangan khusus atas ventrikel kiri. Sebagai gantinya, sadapan ini melihat
bagian dalam dinding endokardium dari sudut pandangnya di bahu kanan.
Sumbu
Diagram
yang menunjukkan bagaimana polaritas kompleks QRS di sadapan I, II, dan III
dapat digunakan untuk memperkirakan sumbu listrik jantung dalam bidang frontal.
Sumbu kelistrikan jantung merujuk ke
arah umum muka gelombang depolarisasi jantung (atau rerata vektor listrik) di bidang frontal.
Biasanya berorientasi di arah bahu kanan ke kaki kiri, yang berhubungan dengan
kuadran inferior kiri sistem
rujukan heksaksial,
meski -30o hingga +90o dianggap normal.
§ Deviasi sumbu kiri (-30o hingga -90o)
dapat menandakan blok fasciculus anterior kiri atau gelombang Q dari infark otot jantunginferior.
§ Deviasi sumbu kanan (+90o hingga +180o)
dapat menandakan blok fasciculus posterior kiri, gelombang Q dari infark otot jantunglateral atas, atau pola nada ventrikel kanan.
0 komentar:
Posting Komentar