Blaise Pascal (lahir
di Clermont-Ferrand, Perancis, 19 Juni 1623 – meninggal
di Paris, Perancis, 19 Agustus 1662 pada umur 39 tahun) berasal dari Perancis. Minat utamanya ialah filsafat dan agama,
sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif.
Bersama denganPierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset
dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil
menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat
menghitung.
Riwayat Hidup
Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 Juni 1623
di Clermont-Ferrand, Perancis.[1] Blaise sejak kecil
dikenal sebagai seorang anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh pendidikan
di sekolah secara resmi.[1] Di usia 12 tahun, ia
sudah bisa menciptakan sebuah mesin penghitung untuk membantu pekerjaan
ayahnya.[2] Nama ayahnya adalah
Étienne Pascal.[3] Ayahnya adalah seorang
petugas penarik pajak yang bekerja di wilayahAuvergne, Perancis.[1] Sejak usia empat tahun
Blaise telah kehilangan ibunya.[3] Karya-karyanya terus
bertambah mulai dari merancang bangunan segienam (hexagram), menemukan prinsip
kerja barometer, sistem kerja arloji, hingga ikut terlibat dalam pembuatan sistem
transportasi bawah tanah kota Paris.[2]
Awalnya Paskal tidak berminat pada hal-hal
yang berhubungan dengan agama.[2] Ia kemudian mengalami
peristiwa pertobatan pada usia 23 tahun.[2] Sejak peristiwa itu,
Paskal kemudian mengubah pola hidupnya dengan tekun berdoa dan berpuasa.[2] Tidak hanya itu, ia
bahkan ikut bergabung dengan komunitas biara Port-Royal yang
beraliran Jansenisme.[2] Saudara perempuannya
yang bernama Jacqualine adalah seorang biarawati di biara itu.[2] Paskal pernah
menyatakan kritiknya terhadap Ordo Yesuit melalui
tulisan-tulisannya yang terkenal,Lettres provinciales yang ditulisnya tahun
1656.[4][1] Menurutnya,
ajaran-ajaran Yesuit telah merendahkan
nilai-nilai agama terutama tentang anugerah.[3] KelompokYesuit juga dinilai terlalu
longgar dalam hal moral dan akibatnya kekristenan menjadi duniawi.[1] Ia meninggal dunia pada
tanggal 9 Agustus 1662 dalam usia 39 tahun tanpa penyebab kematian yang jelas.[2]
Pemikiran
Le
Coeur
Le couer a ses raison ne connait point (Hati mempunyai
alasan-alasan yang tidak dimengerti oleh rasio)
adalah ungkapan Pascal yang sangat terkenal.[1] Dengan pernyataan ini
Pascal tidak bermaksud menunjukkan bahwa rasio dan hati itu bertentangan.[1] Hanya saja menurut
Pascal, rasio atau akal manusia tidak akan sanggup untuk memahami semua hal.[2] Baginya
"hati" (Le couer) manusia adalah jauh lebih penting.[2]
Hati yang dimaksudkan oleh Paskal tidak semata-mata
berarti emosi.[1] Hati adalah pusat dari
segala aktivitas jiwa manusia yang mampu menangkap sesuatu secara spontan dan
intuitif.[2]Rasio manusia hanya
mampu membuat manusia memahami kebenaran-kebenaran matematis dan ilmu alam.[2] Dengan memakai hati,
manusia akan mampu memahami apa yang lebih jauh daripada itu yakni pengetahuan tentang Allah.[2]
Kebenaran tidak hanya diketahui oleh akal
saja tetapi juga dengan hati, bahkan menurut Paskal untuk dapat mengenal Allah
secara langsung manusia harus menggunakan hatinya.[1] Dengan demikian Paskal
hendak menegaskan bahwa rasio manusia itu memiliki batas sedangkan iman tidak terbatas.[1]
Le
Pari
Le Pari atau
"Pertaruhan" adalah argumen Paskal lainnya yang terkenal.[1] Gagasan ini terkait
dengan persoalan mengenai ada tidaknya Allah dalam sejarah filsafat.[1] Ada orang-orang-orang
skeptik yang kerap kali mencemooh orang-orang Kristen yang percaya bahwa
Allah itu ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional
bahwa Allah itu tidak ada.[1] Ia kemudian membuat
sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah.[1]
Dalam hal ini Paskal mengambil posisi sebagai
orang yang percaya akan adanya Allah.[1] Alasannya, bila
ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah akan menang
dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di sorga kelak.[2] Sementara bila
ternyata Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah maka mereka tidak
akan menderita kerugian apapun.[2] Hidup baik yang telah
mereka jalani selama berada di dunia sudah merupakan
keutamaan yang membuat kehidupan mereka dan orang lain bahagia.[2]
Karya-karya
Karya tulis ini ditulisnya tanpa mencantumkan
namanya.[5] Surat-surat ini berisi
pembelaan Paskal terhadap Antoine Arnauld , seorang pemimpin
gerakan Jansenisme yang diadili di Sorbonneoleh karena pandangan-pandangannya
dianggap berbahaya.[5] Ini sekaligus menjadi
tulisan Pascal yang menyerang kaum Yesuit.[5]
Berisi kumpulan pemikiran-pemikiran Pascal
yang sering ditulisnya pada secarik kertas.[5] Melalui Pensées,
Pascal hendak mengajukan suatu apologia atau pembelaan agama Kristen kepada orang-orang
yang tidak percaya akan keberadaan Allah terutama kaum rasionalis.[5] Ini merupakan usaha
pembelaan terhadap kekristenan yang pertama dilakukan di zaman modern.[5]
0 komentar:
Posting Komentar